
Benteng Belgica tumbuh dari jejak benteng kayu Portugal pada abad ke-16. Kemudian, VOC membongkar dan membangunnya kembali pada 4 September 1611 di atas Bukit Neira untuk menguasai perdagangan pala . Pertama sederhana, benteng ini direnovasi tahun 1662 guna memperkuat pertahanan dan menampung sekitar 40 serdadu .
Namun, gempa dan suasana tropis menjadikannya rapuh. Maka, Gubernur Cornelis Speelman memerintahkan rekonstruksi pada 1667. Insinyur Adriaan de Leeuw mendesain ulang menjadi benteng ganda pentagonal struktur luar rendah dengan lima bastion dan struktur dalam tinggi dengan menara melingkar, selesai tahun 1673 . Pembangunan ini menyedot dana besar, sekitar 309.800 gulden, dan siap menampung 400 pasukan serta 50 meriam .
Meski tangguh, benteng ini menyerah kepada Inggris tahun 1796 tanpa perlawanan. Lalu kembali dikuasai Belanda pada 1803—namun direbut kembali Inggris pada 1810. Sebagian dihancurkan pada 1904, lalu sempat diperbaiki secara terbatas di 1919. Baru pada 1991, restorasi besar dilakukan di bawah arahan Menteri Pertahanan Benny Moerdani .
Arsitektur Unik & Fungsional
Benteng Belgica menyandang julukan “Indonesian Pentagon” karena desainnya yang berbentuk pentagon rangkap . Struktur luar lebih rendah, terdapat lima bastion sudut Galge, Moorsche, Leugenaar, Metaal, dan Klokke setiap bastion memiliki bartizan (menara kecil). Sedangkan pada struktur dalam, menara melingkar tinggi menjulang di setiap sudut dan menghadap halaman dalam berbentuk pentagonal .
Selain menjadi markas militer, benteng ini dulu menyimpan meriam, menjadi tempat tahanan, dan digunakan untuk memantau lalu lintas kapal. Di tengahnya, halaman terbuka berfungsi sebagai penjara. Tangga di menara memberi akses ke puncak, dari situ pengunjung dapat menikmati panorama Banda Neira dan Gunung Api Banda .
Pesona Alam & Pengalaman Wisata
Berkunjung ke Benteng Belgica menawarkan lebih dari sejarah. Karena lokasi tinggi 30 meter di atas permukaan laut, benteng menyajikan panorama spektakuler terutama saat matahari terbenam, dengan bayangan Gunung Api Banda di latar belakang. Selain itu, udara segar dan lingkungan asri menambah kenyamanan.
Ditambah lagi, kawasan ini masuk dalam UNESCO Tentative List sejak Januari 2015 sebagai bagian dari Historic and Marine Landscape of the Banda Islands .
Tips dan Informasi Praktis
- Lokasi & Akses: Terletak di Banda Neira, Maluku Tengah. Dari Pelabuhan Yos Sudarso, Anda hanya perlu berjalan kaki sekitar 500 m atau naik ojek .
- Operasional: Umumnya buka setiap hari jam 08.00–17.00 WIT, tiket masuk sekitar Rp 20.000.
- Biaya Tambahan: Masuk gratis, namun tersedia kotak donasi sukarela untuk pelestarian.
- Persiapan: Bawa topi, skorje matahari, kamera, dan air putih. Karena lokasi naik bukit, gunakan alas kaki nyaman.
Mengapa Harus Dikunjungi?
- Keunikan Arsitektur: Hanya satu di Banda dengan bentuk pentagon rangkap dari era VOC.
- Nilai Edukasi Tinggi: Mengisahkan perjuangan VOC dan kekayaan pala.
- Panorama Memikat: Melihat pulau dan gunung dari puncak benteng sungguh memukau.
- Warisan Dunia: Terdaftar di UNESCO Tentative Lists karena nilai budaya dan sejarahnya.
Perluasan Wisata di Sekitar
Selain benteng, pengunjung juga dapat jelajahi:
- Benteng Nassau: Benteng VOC awal, meski kini sebagian rusak .
- Museum & Rumah Budaya: Menyimpan artefak dan sejarah lokal .
- Pendakian Gunung Api Banda: Aktivitas menantang yang menyimpan pemandangan spektakuler.
- Snorkeling & Diving: Kekayaan bawah laut Banda cukup legendaris .
Kesimpulan
Dengan semua hal tersebut, Benteng Belgica bukan sekadar peninggalan sejarah melainkan saksi bisu masa kolonial yang masih berdiri gagah. Ditambah dengan arsitektur kokoh, pemandangan luar biasa, dan mudah dijangkau, benteng ini wajib dikunjungi setiap wisatawan di Maluku. Jadi, segeralah merencanakan perjalanan Anda dan rasakan sendiri keagungannya!